Jakarta, CNNIndonesia —
Kerajaan Banjar atau disebut juga Kesultanan Banjar merupakan salah satu kerajaan Islam di Nusantara. Sejarah Kerajaan Banjar diawali dengan perebutan tanah antara anggota Kerajaan Negara Daha.
Kerajaan Banjar merupakan kelanjutan dari Kerajaan Negara Daha yang kala itu sebagian besar masyarakatnya menganut Hindu.
Secara geografis, Kerajaan Banjar berada di Kalimantan Selatan dengan wilayah yang luas yang terbentang dari Tanjung Sambar hingga Tanjung Aru. Selama berdiri, pusat pemerintahan Kesultanan Banjar sempat beberapa kali berpindah tempat.
Pusat pemerintahan atau ibu kota Kesultanan Banjar berada terakhir di Kayu Tangi atau yang kini disebut Martapura. Berikut sejarah singkat, masa kejayaan, dan peninggalan Kerajaan Banjar.
Sejarah Kerajaan Banjar
![]()
|
Kesultanan Banjar berdiri lebih dulu dengan perebutan tanah antara anggota kerajaan Negara Daha yang saat itu dipimpin oleh Maharaja Sukarama.
Sebelum wafat, Maharaja Sukarama berwasiat agar penggantinya kelak adalah Raden Samudera, yakni cucu dari perkawinan putri Galuh Intan Sari dan Raden Manteri Jaya.
Dilansir dari buku Hikayat Banjar oleh Ras Johannes Jacobus, Raden Samudera adalah Raja Banjarmasin pertama yang memeluk Islam dan bergelar Sultan Suriansyah.
Namun, pada saat penunjukan perang oleh Maharaja Sukarama, Raden Samudera masih berusia dini sehingga kedudukan raja diambil oleh para putra Maharaja Sukarama.
Maharaja Sukarama memiliki tiga putra yakni Pangeran Mangkubumi, Pangeran Tumenggung, dan Pangeran Bagalung. Naiknya kepergian Pangeran Mangkubumi sebagai Raja Negara Daha membuat posisi Raden Samudera terancam.
Bersama pengasuhnya, mereka melarikan diri ke hilir Sungai Barito. Mengetahui Raden Samudera kabur, Pangeran Mangkubumi melakukan pengejaran.
Raden Samudera dan pengikutnya menyamar sebagai nelayan meski penyamarannya terbongkar oleh Patih Masih. Patih Masih merupakan anggota Kerajaan Bandar Masih.
Patih Masih menyarankan Raden Samudera untuk meminta bantuan kepada Kerajaan Demak karena armada perang Kerajaan Bandar Masih tidak begitu kuat. Raden Samudera bersama pengikutnya lalu pergi ke Kerajaan Demak.
Dalam buku Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara oleh Slamet Muljanakembalinya Raden Samudera ke Kerajaan Bandar Masih membawa puluhan ribu prajurit dan ribuan armada.
Penyerangan Kerajaan Negara Daha saat itu dipimpin oleh Pangeran Tumenggung yang juga Raja Negara Daha menggantikan Pangeran Mangkubumi. Dengan bantuan dari Kesultanan Demak tersebut penyerangan yang dilakukan oleh Kerajaan Negara Daha berhasil diredam.
Dengan bantuan bala tentara yang demikian banyak, Raden Samudera berhasil mengalahkan Kerajaan Daha Negara yang dipimpin oleh Pangeran Tumenggung.
Kekalahan Kerajaan Negara Daha sekaligus mengakhiri masa kerajaan bercorak Hindu di Kalimantan. Sebagai pemenang, Sultan Suriansyah kemudian mengambil wilayah bekas kekuasaan Kerajaan Negara Daha.
Raden Samudera kemudian memeluk Islam dan menjadi pendiri sekaligus raja pertama di Kerajaan Banjar yang beragama Islam dan bergelar Sultan Suriansyah.
Baca juga artikel tentang sejarah lainnya:
Masa Kejayaan dan Keruntuhan
Melansir Museum Nusantara, masa kejayaan Kerajaan Banjar bermula pada dekade pertama di abad ke-17. Kerajaan Banjar menguasai komoditas perdagangan lada yang bisa dibilang cukup berharga pada masa tersebut.
Selain itu, Kesultanan Banjar yang telah menguasai sebagian besar Pulau Kalimantan mendapat keuntungan melalui upeti dari daerah tenggara, timur, dan barat daya Kalimantan.
Kerajaan Banjar menjadi semakin kuat setelah menguasai sejumlah daerah untuk mengantisipasi serbuan kerajaan lain. Daerah tersebut di antaranya Sukadana, Kotawaringin, Kahayan Hilir, Sambas, Kintap, Satui, Asam Asam, Swarangan, Lawai, hingga Mendawai.
Kesultanan Banjar bisa berdiri berkat supremasi Jawa terhadap Banjarmasin, terlebih setelah Kesultanan Demak runtuh dan kehancuran oleh Kesultanan Pajang, Kesultanan Banjar tidak lagi mengirim upeti ke tanah Jawa.
Hal ini berdampak pada upaya penyerangan Kesultanan dan kerjaan di Jawa ke Banjarmasin. Kabar soal kemakmuran hasil alam di Kerajaan Banjar terdengar oleh Belanda. Selain supremasi Jawa, kehadiran Belanda di tanah Kalimantan juga ikut menjadi pemicu runtuhnya Kesultanan Banjar.
Setelah kematian Sultan Suriansayah, kepemimpinan Kerajaan Banjar mengalami beberapa kali pergantian pemimpin. Perebutan kekuasaan internal dimanfaatkan Belanda untuk menguasai tanah Kalimantan.
Pada tanggal 11 Juni 1860, Belanda menghapus keberadaan Kesultanan Banjar dan menggantikannya dengan kerajaan di bawah pengawasan Belanda.
Peninggalan Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar meninggalkan warisan sejarah yang masih berdiri sampai sekarang. Berikut peninggalan Kerajaan Banjar:
- Candi Agung
- Makam Sultan Suriansyah
- Masjid Sultan Suriansyah
Demikian sejarah Kerajaan Banjar dilengkapi masa kejayaan dan peninggalannya. Semoga bermanfaat!
(ya)
[Gambas:Video CNN]
.