• Emas terbang 8,97% dalam jangka waktu akibat krisis perbankan AS hingga Eropa
  • Ada enam emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang memiliki bisnis emas melalui anak-anak usaha
  • UNTR ternyata punya bisnis emas yang tak banyak diketahui oleh para investor

Jakarta, CNBC Indonesia – Emas akhir-akhir ini sedang menjadi perbincangan hangat dikarenakan kenaikan yang cukup signifikan akibat krisis pada perbankan Amerika Serikat hingga Eropa. Dalam satu bulan terakhir harga emas dunia (XAU) sudah terbang hingga 8,97%. Pada perdagangan Jumat (24/3/2023) emas dunia mendarat di level US$ 1991,9, naik lebih dari 1%.

Kenaikan tersebut tentunya bisa menjadi berkah bagi emiten emas di dalam negeri. Berikut beberapa produsen emas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Perseroan bergerak dalam bidang pertambangan simpanan alam, manufaktur, perdagangan, transportasi dan jasa terkait lainnya. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada 5 Juli 1968.

Sebagai perusahaan berbasis pertambangan, kegiatan eksplorasi merupakan hal yang penting untuk mempertahankan usaha mengingat suatu tambang memiliki usia tertentu (tidak dapat diperbarui). Meskipun ANTAM memiliki jumlah cadangan dan sumber daya yang besar dan berkualitas tinggi terutama untuk komoditas nikel dan bauksit, di tahun 2021 ANTAM tetap melanjutkan kegiatan eksplorasi untuk memastikan keberlanjutan Perusahaan melalui Unit Geomin dengan fokus pada upaya peningkatan dan perolehan sumber daya emas.

Jumlah cadangan dan sumber daya mineral ANTAM Tahun 2021 adalah:
– Cadangan Terbukti dan Terkira




AFoto: ANTM

-Sumber Daya




BFoto: ANTM

Berdasarkan Competent Person’s Report per 31 Desember 2021 data estimasi mineral nikel turut mendukung cadangan dan sumberdaya PT Gag Nikel, sumberdaya bauksit PT Borneo Edo International, PT Borneo Edo Sejahtera, PT Mega Citra Utama, PT Dwimitra Enggang Khatulistiwa dan PT Gunung Kendaik, serta cadangan dan sumberdaya emas PT Cibaliung Sumberdaya.

Proyek-proyek pengembangan Antam:

– Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH)
P3FH Tahap I Line I memiliki kapasitas produksi feronikel sebesar 13.500 TNi per tahun dengan nilai investasi pembangunan pabrik sebesar Rp3,5 triliun. Pada saat P3FH selesai, kapasitas produksi terpasang pabrik feronikel ANTAM akan meningkat sebesar 50% dari 27.000 TNi per tahun menjadi 40.500 TNi per tahun. Pabrik Feronikel Haltim akan hadir dengan fasilitas produksi utama yaitu fasilitas Rotary Dryer berkapasitas 170 ton per jam, Rotary Kiln kapasitas 165 ton per jam, Electric Smelting Furnace berkapasitas 60 MW serta fasilitas penunjang produksi lainnya.

– Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah
Proyek ini dilakukan secara bertahap dengan kapasitas pabrik tahap pertama sebesar 1 juta ton SGA per tahun. Pengembangan Proyek SGAR Mempawah dilakukan melalui kerja sama ANTAM dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Inalum) melalui entitas asosiasi, PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI).

Proyek strategi ini akan menjadi bagian dari kegiatan hilirisasi ANTAM guna mengolah sumber daya dan cadangan mineral bauksit yang dimiliki oleh Perusahaan. Melalui proyek SGAR ini, Inalum akan memperoleh pasokan bahan baku untuk pabrik peleburan aluminium dari sumber dalam negeri sehingga dapat mengurangi proporsi bahan baku impor alumina serta menghemat devisa. Selain itu pelaksanaan Proyek SGAR merupakan bagian dari upaya melaksanakan salah satu mandat Holding Industri Pertambangan, yakni mendorong hilirisasi produk tambang.

2. PT United Tractors Tbk (UNTR)

Melalui entitas anak yakni PT Agincourt Resources (PTAR), Perseroan mengelola bisnis penambangan emas. Di mana United Tractors memiliki saham sebesar 95% pada perusahaan tersebut. PTAR mengoperasikan tambang emas Martabe yang berlokasi di daerah Tapanuli Selatan provinsi Sumatera Utara dengan luas operasi seluas 479 hektar. Konstruksi tambang emasMartabe dimulai sejak tahun 2008 dan produksi dimulai pada tahun 2012.

Program eksplorasi yang terus berlanjut menghasilkan tambahan cadangan mineral emas di Martabe. Per Juni 2021, PTAR memiliki total 7,5 juta ounce emas dan 72 juta ounce perak serta cadangan bijih sebesar 4,5 juta ounce emas dan 39 juta ounce perak.

Pembangunan fasilitas ReCYN & vertimill, salah satu proyek strategis operasional utama baru-baru ini telah selesai dan beroperasi. Fasilitas tersebut telah berkontribusi pada keseluruhan operasi Tambang Emas Martabe.




CFoto: PT Agincourt Resources (PTAR)

3. PT Archi Indonesia Tbk (ARCI)

Perseroan menjalankan bisnis pertambangan emas melalui dua rnitas anak yang sepenuhnya dimiliki oleh perseroan yakni PT Meares Soputan Mining (MSM) yang berdiri tahun 1986 dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) 1997. Keduanya merupakan pemegang Kontrak Karya (KK) dari konsesi pertambangan seluas 40.000 hektar yang berlokasi di Sulawesi Utara, Indonesia.

MSM memiliki konsesi yang sangat prospektif seluas 8.969 hektar. Saat ini, MSM terus melanjutkan kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi sumber daya mineral, terutama emas, di area Kontrak Karya-nya. Saat ini, MSM beroperasi dan menambang cadangan emas dari 3 liang tambang terbuka (open pit) di dalam area konsesinya, termasuk liang tambang Toka Tindung, liang tambang Marawuwung dan liang tambang Araren.

Sementara TTN memiliki konsesi yang sangat prospektif seluas 30.848 hektar. Saat ini, TTN terus melanjutkan kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi sumber daya mineral, terutama emas, di area Kontrak Karya-nya. Saat ini, TTN beroperasi dan menambang cadangan emas dari 4 liang tambang terbuka (open pit) di dalam area konsesinya, termasuk liang tambang Alaskar, liang tambang Kopra, liang tambang Araren dan liang tambang Talawaan. Sebelumnya, TTN juga telah berhasil menambang seluruh cadangan emas dari liang tambang Blambangan, dan saat ini digunakan sebagai tempat pembuangan limbah.

4. PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB)

Pengelolaan tambang emas Perseroan melalui dua entitas anak yakni PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM) dan PT Sago Prima Pratama (SPP). JRBM adalah anak perusahaan JRN dan memiliki Kontrak Karya (KK) seluas 58.150 ha di dua blok tanah terpisah, Blok Bakan dan Blok Lanut Utara. Keduanya berada di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Adapun SPP merupakan memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) seluas 3.560 ha di Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia.

Tenement tersebut terdiri dari satu blok tanah yang berisi tambang emas Seruyung yang telah berproduksi sejak Januari 2015.

Lokasi produksi tambang emas PSAB:

– Bakan (Sulawesi Utara)
Kapasitas produksi 4.000.000 ton per tahun
– Seruyung (Kalimantan Utara)
Kapasitas produksi2.800.000 ton per tahun
– Penjom (Pahang, Malaysia)
Kapasitas produksi1.400.000 ton per tahun
– Lanut Utara (Sulawesi Utara)
Kapasitas produksi 1.200.000 ton per tahun

5. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)

Melalui usaha anak yakni PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mengoperasikan 25.000 ha tambang tembaga dan emas yang terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara, Indonesia.

AMNT saat ini juga menjelajahi bagian-bagian lain di wilayah IUPK-nya seperti prospek eksplorasi Elang. Elang dengan estimasi sumber daya 12,945 juta lbs tembaga, 19,7 juta oz emas dengan potensi untuk menghasilkan 300-430 juta lbs tembaga dan 0,35-0,60 juta oz emas per tahun.

Membuka cadangan tambang batu hijau & proyek elang AMNT berada di area konsesi 25.000 hektar, dengan tembaga 17,54 miliar pon pada laporan JORC 2021 dan emas 23,90 juta pada laporan JORC 2021.

6. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

Dengan memiliki 99,89% saham PT Bumi Suksesindo sebagai entitas anak, MDKA menjalankan bisnis pertambangan emasnya. BSI telah memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) seluas 4.998 ha. Perusahaan ini terletak di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dengan kegiatan utama saat ini berfokus pada unit bisnis produksi emas dan tembaga di Seven Bukit Operation atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tumpang Pitu.

Kualitas sumber daya mineral pada Operasi Tujuh Bukit diakui negara sebagai aset dengan nilai sangat strategis. BSI kemudian ditetapkan sebagai Obyek Vital Nasional (Obvitnas) pada tanggal 26 Februari 2016.

Pada November 2022, PT Bumi Suksesindo membidik proyek Tambang Tembaga (TB) Penambangan Bawah Tanah atau penambangan bawah tanah di Tujuh Bukit wilayah setempat. Cadangan porfiri di Tujuh Bukit ini merupakan sumber daya bijih yang tereka mencapai 1,9 miliar ton dan mengandung 8,7 juta ton tembaga serta 28 juta ton emas.

Untuk kandungan tambang bawah tanah di Tujuh Bukit itu sendiri diperkirakan setara dengan sisa kandungan batu hijau di Sumbawa Barat dan Freeport, dan kita perkirakan masa tambang tembaga bawah tanah ini bisa sekitar 20 – 40 tahun.

Proses pengembangan tambang tembaga bawah tanah ini juga tidak sebentar, bergantung pada kerumitan dari kandungannya. Misalnya untuk tambang emas Tujuh Bukit diperlukan waktu 10-12 tahun dari studi, eksplorasi awal sampai akhirnya beroperasi.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

PENELITIAN CNBC INDONESIA

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

CPO Hingga Nikel Lewat, 2023 Bakal Jadi Tahunnya Emas!

(melihat / melihat)


.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *