Jakarta, CNNIndonesia —
Partai Amerika Serikat melancarkan serangan rudal kepada kelompok-kelompok Iran di Suriah pada Sabtu (25/3) waktu setempat. Serangan pesawat tak berawak itu telah menghabisi 19 orang.
Observatorium yang berbasis di Inggris mengungkapkan bahwa 19 orang yang tewas itu terdiri dari tiga tentara Suriah dan 16 anggota militan yang mendukung Iran.
Sebanyak 11 orang dari para korban tewas itu merupakan warga Suriah.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan atas arahan Presiden Joe Biden.
“[Biden memerintahkan] serangan udara yang presisi di Suriah timur terhadap fasilitas yang digunakan oleh kelompok yang berafiliasi dengan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran,” kata Austin seperti dikutip dari
.
Serangan itu dilakukan setelah Pentagon mengatakan adanya sebuah kantor pos AS tewas. Selain itu, seorang kontraktor dan lima personel militer lainnya mengalami luka-luka dari serangan pesawat tak berawak yang diklaim dari Iran.
Serangan yang terjadi pada Kamis (23/3) itu disebut menyerang pangkalan persekutuan pimpinan AS di dekat kota Hasakeh yang berada di timur laut. Kemudian, serangan rudal dari pihak militan Iran berlanjut keesokan harinya.
Pihak Kementerian Luar Negeri Suriah menuduh Amerika Serikat berbohong tentang target serangan udaranya. Kebohongan itu, kata mereka, dilakukan untuk membenarkan tindakan agresinya.
“Kebohongan Amerika tentang lokasi yang ditargetkan tidak lain adalah upaya yang gagal untuk membenarkan tindakan agresi ini dan menyerang mencolok terhadap Suriah,” kata Kemenlu Suriah.
[Gambas:Video CNN]
Beberapa jam setelah serangan itu, Komando Pusat AS mengungkapkan bahwa pihak Suriah menembakkan 10 rudal lagi ke pangkalan Green Village di timur laut Suriah.
Serangan itu tidk menyebabkan kerusakan pada fasilitas di pangkalan itu. Meski demikian, satu rudal menghancurkan sebuah rumah yang berjarak lima kilometer dari target yang melukai dua perempuan dan dua anak.
(pra)
[Gambas:Video CNN]
.